Baduy Kembali

             


Penampilan angklung dari warga Baduy dengan mengelilingi area 7 kali
Image source : Dokumen pribadi penulis



             Acara bertema “Rayakan Perbedaan Baduy Kembali” yang di selenggarakan oleh Kompas.com, berlokasi di Bentara Budaya (06/04) berjalan dengan khidmat. Acara ini mengangkat tentang keunikan adat istiadat suku Baduy yang kuat. “Mereka punya keunikan. Mereka itu sebetulnya emang sangat tertutup, pantangannya itu adalah ilmu pengetahuan.” Ujar Frans Sartono, selaku General Manager Bentara Budaya.

            Suku Baduy yang memiliki prinsip teguh menghindari arus modernisasi mau tidak mau terpengaruhi juga, khususnya masyarakat suku Baduy luar. Hal inilah yang menjadi tantangan dan fenomena yang menarik untuk diulas. “Sebenarnya semua suku juga terekspos dengan modernisasi, tapi yang satu ini punya pantangan, dia pantang untung modern. Tapi yang menariknya, mau gak mau mereka jadi terpengaruh juga.” kata Frans Sartono.

          Andy Budiman selaku Director Group of Digital Kompas Gramedia, mengatakan salah satu pesan yang ingin disampaikan melalui acara ini yaitu prinsip hidup mereka, bahwa segala sesuatu itu janganlah berlebih terutama di zaman modernisasi ini. “Jadi balik kembali bahwa modernisasi itu kalau kebablasan ya kita harus kembali lagi bahwa local wisdom, ada kebijakan lokal yang harus kita gali lagi dan sebenarnya bisa menjadi pegangan hidup lagi.” ujar Andy Budiman.



Penampilan musik kolaborasi musisi Baduy dan musisi Jakarta
Image source : Dokumen pribadi penulis

           Acara ini diramaikan oleh berbagai penampilan musik bernuansa Baduy, salah satunya adalah penampilan angklung oleh warga suku Baduy yang dimainkan seraya mengelilingi area acara sebanyak 7 kali dengan diiringi lagu berbahasa Sunda.

          Penampilan dari Telaga Suara juga menghiasi rangkaian acara, serta kolaborasi musisi Baduy dan musisi Jakarta. Selain itu pengunjung juga dapat menikmati pameran kain tenun, peralatan pertanian dan peralatan tenun khas Baduy. (QC).











































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Secercah Kisah di Balik Gerobak Jus Buah Pak Karim