Rantai Persekusi Berujung Genosida



Warga Rohingya
Image source : vocm.com

Rantai persekusi Rohingya masih terus terangkai. Ratusan ribu warga berkelana mencari suaka, ratusan nyawa melayang, di tangan para tentara yang seakan lupa akan arti kemanusiaan. Membabi buta, persekusi masif ini berujung pada genosida.

Diberitakan Reuters, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menentang keras persekusi yang dilakakukan aparat Myanmar terhadap Rohingya. Ia mengatakan bahwa ratusan korban jiwa dan kekerasan masif ini sudah merujuk pada gerakan genosida. 

Mengenai hal ini, di forum Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di New York, pemerintah Myanmar menyatakan bahwa mereka tersinggung dengan pernyataan yang menyebut aparatnya melakukan genosida terhadap Rohingnya.

Meskipun begitu, situs berita PBB, UN Dispatch, menuliskan bahwa tanda-tanda genosida yang dilakukan militer Myanmar terpampang nyata. Myanmar telah memenuhi 8 tahap genosida antara lain klarifikasi, simbolisasi, dehumanisasi, terorganisir, polarisasi, persiapan, dan penyangkalan. Tahapan tersebut telah ditetapkan oleh Genocide Watch, organisasi pencegah genosida.

Para Imigran Rohingya
Image source :  nytimes.com

Bersumber dari Kumparan.com, berikut 8 tahap genosida menurut Genocide Watch serta penjabaran latar peristiwa Rohingya :

  • KLASIFIKASI DAN SIMBOLISASI

Pada tahap awal ini terdapat pernyataan pembedaan antara "kita dan mereka". 

Latar Peristiwa

Rohingya diklasifikasikan sebagai kaum asing di Myanmar. Myanmar menganggap Rohingya merupakan bagian dari Bangladesh, sedangkan Bangladesh sendiri pun tidak mengakui Rohingya. 

Myanmar bahkan tidak setuju penggunaan kata "Rohingya" sebagai kaum minoritas di negara tersebut. Hal itu merupakan simbolisasi bahwa Myanmar ingin menyingkirkan Rohingnya dari negara mereka.

  • DEHUMANISASI

Dehumanisasi merupakan meniadakan rasa kemanusiaan terhadap suatu kelompok. Mereka menganggap suatu kelompok tersebut sebagai hal yang merugikan, hama, harus disingkirkan.

Latar Peristiwa

Tak dipungkiri lagi, dunia menjadi saksi bahwa Rohingya mengalami hal itu. Tidak diakui Myanmar, tanpa kewarganegaraan, mereka berkelana mencari suaka dan bertaruh nyawa. Pada 2012 sekitar 140.000 warga Rohingya dipaksa angkat kaki dari Myanmar. Lalu pada 2013, pemerintah mendeklarasikan bahwa warga Rohingya hanya boleh memiliki 2 keturunan saja.  

  • TERORGANISIR

Genosida merupakan suatu gerakan yang selalu terorganisir dan tak lepas dari campur tangan pemerintah. 

Latar Peristiwa 

Seperti yang tertulis di atas, pada 2012 pemerintah seakan tak mau tahu akan penderitaan Rohingya dan malah menambah kesengsaraan dengan membatasi pergerakan Rohingya. Pada 2016 hingga kini, sudah bukan rahasia lagi, aparat pemerintah Myanmar berkancah dalam persekusi Rohingya. Tak hanya membakar desa-desa secara sistematis, pemerkosaan dan pembunuhan juga dilakukan.

  • POLARISASI

Polarisasi yaitu segregasi atau pemisahan antara suatu golongan dengan golongan lainnya.

Latar Peristiwa 

Pada tahun 2012 terjadi konflik besar. Warga Rohingya dianggap telah memperkosa seorang wanita Buddha. Rakhine menjadi saksi tempat menyeruaknya kebencian antar etnis. Kelompok radikal Buddha bahkan menyebarkan selebaran berisi provokasi terhadap Rohingya dan secara gamblang menyerukan "pembersihan etnis". Bersikap tak acuh, pemerintah Myanmar tak mengambil tindakan apapun.

  • PERSIAPAN

Pada tahap ini, korban genosida dipisahkan menurut etnis atau agama mereka. Genocide Watch mengatakan, di tahap ini para korban dikumpulkan di suatu wilayah kumuh dan tak berkecukupan hingga mati.

Latar Peristiwa

Pemerintah Myanmar mengasingkan Rohingya dari warga lainnya. Dilansir dari CNN.com, pada 2014 pergerakan Rohingya dibatasi. Kini sulit menemukan warga Rohingya di Rakhine karena pemerintah mengisolasi mereka.

  • PEMUSNAHAN

Pada tahap inilah genosida dijalankan. Disebut "pemusnahan" karena bagi pelaku genosida mereka bukanlah sekadar membantai, melainkan memusnahkan suatu kelompok yang dianggapnya seperti hama.

Latar Peristiwa

Sejak 2012 hingga kini, aparat Myanmar terus menerus berupaya "menghilangkan" kaum Rohingya. Dengan segala ketakutan dan tekad bertaruh nyawa, Rohingya eksodus ke beberapa negara tetangga, di antaranya Bangladesh, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Tak sedikit yang melarikan diri lewat perdagangan ilegal, menjadi korban penyelundupan, hingga terdampar di perahu di tengah lautan.

  • PENYANGKALAN

Genocide Watch mengatakan bahwa pelaku genosida akan menggali kuburan massal, membakar jenazah, untuk menghapuskan bukti dan mengintimidasi para saksi. Pada tahap ini, pelaku akan menyanggah kejahatannya dan menyalahkan korban.

Latar Peristiwa 

Myanmar telah lama melakukan penyangkalan tersebut. Sang pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi,  menyangkal segala pernyataan bahwa mereka melakukan pembersihan etnis.


warga Rohingya yang melarikan diri
Image source: newsweek.com

Pertumpahan darah di Rakhine dan pembataian tiada ampun yang telah berjalan dalam beberapa dasawarsa itu menyita perhatian seluruh dunia. Kecaman keras datang dari berbagai negara, terutama negara ASEAN, termasuk Indonesia. PBB menyebutkan, sejak Agustus 2017 sekitar 420.000 warga Rohingya eksodus ke Bangladesh. Rantai nestapa yang menjerat Rohingya membuat PBB menyatakan bahwa Rohingya merupakan salah satu kaum minoritas yang paling teraniaya di dunia. 

Pada saat seperti itu tentu munculah harapan akan seorang tokoh yang menjadi panutan untuk buka suara dan menjunjung keadilan. Namun, diam seribu bahasa terhadap krisis kemanusiaan itu, Aung San Suu Kyi menggoreskan kekecewaan banyak pihak.

Dilansir dari BBC.com, sikap tak acuhnya bahkan membuat Dewan Kota Oxford, Inggris, memutuskan untuk mencabut gelar kehormatannya sebagai Freedom of Oxford yang disandangnya pada 1997. Penyidik Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Yanghee Lee dari Korea Selatan juga menyampaikan frustasi dunia internasional terhadap sikap Suu Kyi terhadap persekusi Rohingya.

Ini bukanlah soal etnis, suku, bukan pula soal kepercayaan maupun warna kulit. Ini adalah tentang kemanusiaan dan keadilan. Tak perlu memeluk agama yang sama, tak perlu memandang antar suku, tak perlu berkutik dengan politik, tak perlu menjadi kaya raya ataupun bersusah payah. Mengertilah bahwa mereka adalah bagian dari kita, manusia yang sama-sama memiliki hak hidup sepenuhnya. Semesta pun menjadi saksi kejinya para aparat, dan teguhnya Rohingya dalam bertaruh nyawa.






Komentar

  1. kalo udah genosida berarti udah parah bgt. sekarang dunia udah mulai krisis kemanusiaan ya, perlu ada tindak lanjut dari pbb untuk masalah ini. semoga warga rohingya bisa dilindungi dan gaada yang namanya diskriminasi lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa. Sedih banget, sih. Udah bukan soal agama, etnis, atau apapun itu, semuanya soal kemanusiaan.

      Terimakasih udah baca! :)

      Hapus
  2. nice post btw 👍👍👌👌👌

    BalasHapus
  3. kayaknya si Aung San Suu Kyi itu bukan manusia deh. udah tau saudara sebangsanya teraniaya kayak gitu, tapi dia diam aja layaknya sebuah patung. atau mungkin dia memang manusia, tapi semua indranya udah dilumpuhkan.

    tergugah banget baca artikel Qonita. what a nice, nice article!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ironisnya adalah dia seorang aktivis prodemokrasi lho :(
      Makasih banyak udah baca yaa <3

      Hapus
  4. Sebenarnya mereka itu bukan suku asli myanmar, yatapikan namanya sudah berada di Myanmar pemerintahnya kenapa harus menghabisinya? Memang pbb pun tak bisa berkutik, bahkan cuma Indonesia saja yang diperbolehkan membantu Rohingya. Itupun melalui pemerintah Myanmar yaang entah akan dikemanakan bantuan itu. Ah, tetapi sedikit menjengkelkan mengingat masalah seperti ini, padahal di negeri kita sendiri jua banyak kasus kemanusiaan yang perlu ditangani.

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu dia. apapun itu seharusnya perlakuan yang membabi buta sangat tidak diperlukan. memang di negeri kita juga tak luput dari kasus kemanusiaan, tapi tak ada salahnya dan tak ada ruginya pula kita berempati terhadap apa yang terjadi di luar sana :)

      terima kasih, Ardi sudah baca dan komen! :D

      Hapus
  5. Sungguh ironi. Semoga aja masalah rohingya bisa diselesaikan dan tidak menjatuhkan lagi korban-korban. Kasihan seperti tidak punya hak untuk hidup.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin! Semoga Allah selalu melindungi mereka yang terzalimi. Terima kasih banyak Tutut, sudah baca dan komen :)

      Hapus
  6. Miris sekali.
    Semoga ada jalan keluar untuk melewati permasalahan ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Semoga kasus-kasus seperti ini cepat tertangani dengan baik pula.
      Terima kasih Hana, sudah baca dan berkomentar! :)

      Hapus
  7. Semoga warga Rohingnya dan pemerintah Myanmar bisa berdiskusi dan mendapatkan hasil yang terbaik. Sehingga tidak adanya lagi pemusnahan dan korban yang berjatuhan. Terutama untuk Aung San Suu Kyi, semoga akal sehat dan sisi peri kemanusiaannya terbuka kembali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah komen yang sangat kritis kak! terima kasih banyak kak Deria sudah baca dan memberi tanggapan! :)

      Hapus
  8. parahsih ini ujungnya genosida. kalo jadi krisis manusia gimana? semoga mereka bisa berdamai, dan mendapat kesejahteraan. Nice post qonita, sukses terus ya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin! Semoga kesengsaraan mereka segera berakhir dengan damai. Terima kasih banyak, Rani, sudah baca dan kasih tanggapan. Sukses juga! :D

      Hapus
  9. Tulisannya informatif. Saya baru tahu bahwa Rohingya sudah diusir Myanmar sejak 2012.
    Terus berkarya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, lebih tepatnya pada tahun 2012 adalah pecahnya konflik besar yang melibatkan kedua pihak yang berlanjut menjadi menyeruaknya kebencian dan pertumpahan darah. Terima kasih banyak sudah baca dan memberi tanggapan! :)

      Hapus
  10. Balasan
    1. terima kasih banyak sudah baca dan menanggapi. Kamu juga super! :D

      Hapus
  11. Demi apa sih kasusnya sampai panjang begini... Dunia - dunia rasa kemanusiaan sudah mulai pudar....

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya... begini... ironis ya.

      terima kasih ya sudah baca dan menanggapi :)

      Hapus
  12. duh, semoga cepet ketemu titik terangnya deh yaaa... nice post btw! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin! terima kasih Mafay, udah baca dan menanggapi :)

      Hapus
  13. Kalo ini memang genosida, berarti pemerintahan Myanmar sepenuh bertanggung jawab ya? :l

    Btw, detil beut poin - poin yg harus ada di genosida. Teruskan '-')9

    BalasHapus
    Balasan
    1. pemerintah Myanmar pasti tidak buta akan hal ini. Pihak PBB pun mengutuk keras pembantaian muslim Rohingya oleh militer Myanmar yang dibiarkan oleh pemerintahnya. terima kasih, Chandra sudah baca dan menanggapi! :)

      Hapus
  14. wah....rasa kemanusiaannya dimana ya orang seperti itu. semoga cepat terselesaikan masalahnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin! terima kasih, Bulan, sudah baca dan menanggapi :)

      Hapus
  15. Balasan
    1. wah dikomen abah wkwk, terima kasih banyak kak Rizky sudah baca dan menanggapi! :D

      Hapus
  16. Krisis kemanusiaan kian parah, semoga cepat selesai permasalahannya... Btw so lengkap tulisannya, terima kasih saya mendapat wawasan lebih mengenai topik ini:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin! semoga kasus-kasus seperti ini tidak menjamur. Terima kasih banyak sudah baca dan menanggapi, Ade! :D

      Hapus
  17. semoga krisis kemanusiaan segara dibasmi karena mungkin tidak hanya warga rohingya saja yang mengalaminya. Semoga pula warga rohingya mendapatkan hak yang didapatkan manusia lain. Sukses!

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin! semoga kejadian ini tidak menjamur dan keadilan ditegakkan. Terima kasih Izza sudah berkunjung dan menanggapi. sukses! :)

      Hapus
  18. Menarik sekali sist dan sangat bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak kak sudah baca dan menanggapi :D

      Hapus
  19. Ini udah kelewat batas sih. Atas dasar apa sih mereka menyiksa warga rohingya? HAM bener-bener diabaikan di sini. Semoga konflik ini cepat selesai, #SaveRohingya

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo benci udah menguasai, akal sehat juga gak bakal sampai untuk bertindak logis dan manusiawi. terima kasih vadia, sudah berkunjung dan memberi tanggapan! :)

      Hapus
  20. Semoga masalah ini cepat selesai yaa btw tulisannya bagus!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah terima kasih kak fikaa udah baca dan berkomentar hehe :D

      Hapus
  21. Wah keren sih, aku yang tadinya gatau apa2, jadi tau kenapa rohingya rame banget jadi omongan:(

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah kalo bermanfaat.. terima kasih Mayang sudah berkunjung dan menanggapi :D

      Hapus
  22. Semoga kasusnya cepet selesai. Mampir juga ke blogku yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin! Sudah Syaima, tulisanmu bagus! Terima kasih yaa udah baca dan berkomentar :D

      Hapus
  23. sudah tidak bisa ditolerir lagi tindakan mereka, semoga Allah membalas perbuatan mereka dengan ganjaran yang setimpal....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin! Allah melindungi mereka yang terzalimi. Terima kasih Ajeng sudah baca dan memberi tanggapanmu :)

      Hapus
  24. Semoga ada jalan terbaik untuk kasus ini ya. Good joob author!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap! Terima kasih banyak Lusi, sudah baca dan berkomentar. Tulisanmu juga bagus! :)

      Hapus
  25. Mudah mudahan dikasih yang terbaik ya para etnis rohingya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaamiin! Terima kasih Reza sudah baca dan menanggapi! :)

      Hapus
  26. Miris.. semoga kasus rohingnya dapat segera diatasi dan para petinggi dapat memanusiakan manusia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sangat kakkk. aamiin! terima kasih banyak kak Ayu, sudah berkunjung dan menanggapi :)

      Hapus
  27. Sedih banget, sudah hampir 6 tahun ya mereka diusir dari negara sendiri meskipun Rohingya bukan suku asli Myanmar. PBB memang agak sedikit lamban dalam menangani kasus kemanusiaan, seperti contohnya kasus Gaza. Semoga kasus ini bisa cepat selesai, karena ini menyangkut keadilan dan hak asasi manusia. Nice info, Nita!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya. Apa salahnya pula menjaga kaum minoritas. Seharusnya penyelesaian masalah tidak harus membabi buta dan menjatuhkan banyak korban. Aamiin! Terima kasih banyak Yunita sudah baca dan memberi tanggapan! Tulisanmu juga sangat bermanfaat! :)

      Hapus
  28. semoga kasus ini dapat diselesaikan dengan damai!

    BalasHapus
  29. sedih ngeliat nya, semoga kasus ini cepat terselesaikan. Amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin! terima kasih Basyit, udah baca dan berkomentar :D

      Hapus
  30. Sekarang jadi tahu deh masalah sebenarnya yang terjadi sama saudara kita di sana. Terima kasih atas infonya, author!

    BalasHapus
    Balasan
    1. yeay, terima kasih juga udah baca dan menanggapi :)

      Hapus
  31. "Ini bukanlah soal etnis, suku, bukan pula soal kepercayaan maupun warna kulit. Ini adalah tentang kemanusiaan dan keadilan." Semoga berujung dengan solusi terbaik🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin! terima kasih ya Elva, udah baca dan memberi tanggapan :D

      Hapus
  32. Wahh kerenn .. Terus berkarya ya

    BalasHapus
  33. karena ga ngikutin kasus rohingya jadi lewat web ini baru tahu kalo kasus ini udh tahap genosida, yang berarti pemerintahan myanmar tidak melihat kaum rohingya sebagai manusia tetapi mereka melihatnya sebagai hama yg harus dimusnahkan. Sebenernya kalo ngomongin soal rohingya ini adalah kasus yg keji dan juga lucu. kenapa lucu ? karena gimana bisa ada penduduk tanpa kewarganegaraan. bukan maksud menyinggung tapi ini merupakan teguran keras untuk kita bahwa kewarganegaraan itu penting bagi semua manusia, karena dari status itulah kita dapat hidup dalam perlindungan pemerintah.

    BalasHapus
  34. Sedih liat gambarnyaaa:(
    Sangat bermanfaat, semoga tetap share tulisan seperti itu yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih Dita udah baca dan memberi tanggapan :)

      Hapus
  35. Krisis kemanusiaan kita ya... Semoga warga di sana baik2 aja dan selalu dalam lindungan-Nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaamiin! Terima kasih Nia, udah baca dan kasih tanggapan :)

      Hapus
  36. Semoga ada tindakan tegas dan mendukung perdamaian dari pemerintah Myanmar ya

    BalasHapus
  37. efek bekas jajahan inggris, harusnya inggris deklarasiin lagi etnis yang ada di myanmar itu, biar jelas. pbb harusnya bisa maksa inggris buat konfirmasi tentang rohingya yang menetap di burma itu

    BalasHapus
  38. Semoga rohingya cepet terselesaikan masalahnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aammiin! Makasih ya saaan udah baca dan komentar :D

      Hapus
  39. waaahh tulisannya menarik sekaliii

    BalasHapus
  40. Very bagus post. I like your penyampaian. It was so detail for me. And may God bless them, aamiin. Long live, ROHINGYA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yeay thank you so much Mr.Adam for visiting my blog and letting me know your opinion :D

      Hapus
  41. Terimakasih ka infonya, wawasan saya bertambah hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih juga, Mindy, udah baca dan memberi tanggapan! heheeh

      Hapus
  42. Secara tdk langsung kamu ngelakuin pekerjaan mulia, yaitu memberi informasi penting ke khalayak. Terus terang aku baru tau kalau beritanya seserius ini.
    Lanjutkan menulis!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Aamiin. Terima kasih ya Nyimass, tulisanmu juga keren! :D

      Hapus
  43. Penulisanya bagus. Mantul. Mantap Betul

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwk makasih bang Riky udah baca dan menanggapi :D

      Hapus
  44. Terkadang manusia bisa lebih rendah dari hewan, dengan seenaknya memperlakukan saudara dengan tidak manusiawi

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya betul. terima kasih opal udah baca dan memberi tanggapan :)

      Hapus
  45. Bener bener gak berperikemanusiaan banget :( kenapa sebegitunya sih sama Rohingya kalo diposisi mereka gimana rasanya :(
    Kalo udah begitu harusnya Myanmar ngaca diri nyadar dan ngakuin kek kesalahan dia udh sampe genosida kaya gitu.

    Btw makasih Qonita tulisanmu bener bener informatif, aku jadi banyak tau yang sebenernya terjadi kaya gimana, pertahankan ya semangattt. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Secercah Kisah di Balik Gerobak Jus Buah Pak Karim